Dilarang Minum Obat Dengan Enam Minuman Ini
Saat sakit,
hal pertama yang mungkin dilakukan adalan berobat dan kemudiam meminum
obat. Meski banyak masyarakat mengetahui bahawa menggunakan air mineral
saat minum obat sangat digalakkan, namun tidak sedikit yang mungkin
meminumnya dengan minuman lain. Padahal minuman tersebut justru boleh
mengurangi kinerja obat atau bahkan menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan.
Nah jika Anda masih ragu dengan jenis minuman apa saja yang tidak
diperbolehkan untuk meminum obat, Anda boeh mengetahuinya secara lebih
jelas di bawah ini.
Berikut ini adalah beberapa jenis minuman yang dilarang dicampur dengan obat.
|
1. Minuman Berkafein
Kafein dapat menimbulkan ancaman
kesehatan yang serius jika diminum dengan stimulan. Hindari meminum
secangkir kopi saat sedang mengonsumsi efedrin (penekan nafsu makan),
obat asma dan amfetamin. Beri jarak 2-3 jam setelah minum obat, baru
minum kopi. Minuman isotonik Kalium dalam minuman ini dapat berbahaya
bila digabungkan dengan obat untuk penyakit gagal jantung atau
obat-obatan hipertensi. Hindari pisang juga, karena pisang juga sangat
kaya akan kalium.
Banyak orang mengetahui jika kafein biasa terdapat dalam kopi atau
minuman berenergi. Padahal tidak hanya disitu, zat kafein juga banyak
ditemukan dalam kandungan teh, khususnya teh hijau. Makanya agar tidak
salah , hindarilah minum kopi atau teh ketika meminum obat. Menurut
pakar kesihatan, kafein berbahaya jika diminum dengan obat yang
mengandung stimulah. Biasakan untuk tidak meminum minuman berkafein saat
memakn pil penekan nafsu makan atau diet, obat asma atau amfetamin.
Jika Anda seorang penggila kafein, tunggu 2 hingga 3 jam setelah meminum
obat.
Interaksi obat dengan makanan tertentu yang Anda makan dapat
mempengaruhi fungsi obat yang Anda minum sehingga obat tidak bekerja
sebagaimana mestinya.
Interaksi ini dapat menyebabkan efek yang berbeda-beda, dari mulai
peningkatan atau penurunan efektivitas obat sampai efek samping.
Jenis makanan atau minuman tertentu juga dapat menunda, mengurangi atau meningkatkan penyerapan obat.
Itulah sebabnya mengapa beberapa obat harus diminum pada waktu perut
kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) dan beberapa obat
lain sebaiknya diambil bersamaan dengan makanan.
Sebagai contoh, kafein –seperti yang terkandung di kopi—dapat
meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu (enoxacin,
ciprofloxacin, norfloksasin).
Maka, untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat atau
halusinasi, yang terbaik adalah, menghindari minum kopi, teh atau soda
pada masa pengobatan.
|
2. Semua Jenis Susu
Hampir semua orang suka minum susu,
tapi walau diklaim menyihatkan. Jangan pernah coba-coba meminum obat
menggunakan air susu. Kandungan zat di dalam susu akan mengurangi daya
serap antibiotik dalam tubuh sekaligus menghambat penyerapan beberapa
komponen tertentu dalam obat. Tidak hanya itu, kandungan kalsium pada
susu juga dapat mengganggu efekt obat. Jadi saat mengkonsumsi obat,
biasakanlah untuk menghindari konsumsi susu, setidaknya hingga 4 jam
kedepan.
Jangan minum obat dengan susu' kata-kata itu seringkali didengar atau
diucapkan oleh masyarakat ketika ingin mengonsumsi obat oral. Kenapa
susu tidak boleh dicampur dengan obat?
Obat atau antibiotik yang dikonsumsi secara oral bisa menjadi efektif
bagi seseorang jika dikonsumsi dan diserap dengan baik oleh tubuh. Obat
oral harus diserap dari saluran pencernaan hingga bisa masuk ke dalam
aliran darah lalu dikirim ke daerah yang sakit atau mengalami infeksi
untuk pengobatan.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
menyerap obat dengan baik, termasuk keasaman relatif di perut, ada atau
tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lainnya, serta apakah ada
unsur-unsur tertentu di dalam tubuh seperti kalsium.
Seperti dikutip dari Everydayhealth.com, Sabtu (1/1/2011) beberapa obat
seperti keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi
dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau
antibiotik sehingga mencegah penyerapan obat tersebut di dalam tubuh.
Selain itu ada obat yang baik dikonsumsi setelah makan ataupun sesudah
makan, hal ini disebabkan makanan yang dikonsumsi tersebut bisa
mempengaruhi penyerapan obat. Karenanya menjadi hal yang sangat penting
untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada botol atau bungkus
obat, serta masyarakat sebaiknya selalu menanyakan kriteria obat yang
dikonsumsinya pada apoteker.
|
3. Jus Pomegranate (Delima), Jus Grapefruit dan Segala Jenis Jus Lainnya
Saat sedang sakit, buah dan obat
menjadi salah satu asupan yang ampuh untuk mengembalikan kondisi tubuh.
Ya, vitamin pada buah-buahan membuat tubuh lebih fit. Terutama obat,
dapat segera menyembuhkan penyakit. Namun sering kali orang yang sedang
sakit minum obat bersamaan waktu dengan minum jus. Padahal, minum obat
bersamaan dengan jus dapat menghilangkan efek khasiat obat yang diminum.
Kesimpulan ini didapat berdasarkan penelitian dari Universitas Western
Ontario, Kanada oleh Prof. David Bailey. Hasil penelitian ini
membuktikan bawa jus dapat mengganggu ketahanan tubuh dalam menyerap
sari obat. Penelitian ini dilakukan pada sejumlah orang yang diminta
meminum obat dengan air putih dan jus buah.
Setelah diteliti, ternyata orang yang meminum obat dengan air putih
mampu menyerap kandungan obat dengan penuh. Kemudian, orang yang meminum
obat dengan jus hanya mampu menyerap sebagian kandungan obat.
Menurutnya, jus buah yang dapat mengurangi serapan obat adalah jus
jeruk, jus apel, dan jus anggur. Sedangkan obat yang kurang terserap
akibat jus tersebut adalah obat antikanker, darah tinggi, jantung, dan
obat-obat antibiotik lainnya.
Agar obat menyerap penuh kedalam tubuh, hindarilah mengkonsumsi jus di
waktu yang sama. Sayang kan, jika kita meminum obat namun kurang
berkhasiat. Akan lebih baik jika diseling waktu antara minum jus dan
minum obat. Bagaimana pendapat Anda?
Alasan tidak boleh meminum obat dengan Jus pomegranate (Delima)
Menurut pakar jus delima tidak boleh digunakan untuk meminum obat. Zat
yang terdapat dalam jus tersebut dapat memperlambat kecepatan hati untuk
memecah pengencer darah dan menyebabkan berkurangnya efeks obat. Tidak
hanya itu, para pakar juga menemukan bahwa enzim di dalam jus delima
dapat memecah resep obat.
Alasan tidak boleh meminum obat dengan Jus Grapefruit
Grapefruit bukanlah anggur. Namun, buah ini juga tidak dapat disamakan
dengan jeruk Bali. Sejatinya jus grapefruit punya karakteristik dan
manfaat hebat untuk tubuh. Tapi akan menjadi hal berbeza jika Anda
mengonsumsinya untuk minum obat. University of Western Ontario menemukan
bahawa meminum jus grapefruit dapat mengganggu kinerja lebih dari 50
obat. Jus ini boleh meningkatkan penyerapan obat-obatan tertentu serta
dapat mengubah dosis obat yang diminum dari dosi normal menjadi dosis
berlebihan. Maka dari itu, hindarilah minuman ini jika Anda tidak ingin
mengalami over dosis.
|
4. Minuman Isotonik
Saat kita merasa lelah dan haus selesai
beraktivitas, tentunya kita ingin meneguk minuman yang segar dan rnampu
mengembalikan stamina tubuh dengan cepat. Maka minuman isotonic, pun
menjadi salah satu pilihan. Disamping rasanya yang bervariasi, minuman
isotonic juga mengandung ion, yang dipercaya dapat cepat menggantikan
cairan tubuh yang hilang. Saat ini, banyak minuman isotonik di pasaran
bebas dengan berbagai merek dan dapat dibeli dengan harga yang cukup
terjangkau.
Hindari minum obat untuk gagal jantung dan obat-obatan hipertensi dengan
minuman isotonik karena minuman ini mengandung kalium. Selain itu,
kalium yang tinggi juga terdapat pada buah pisang. Kalium berguna bagi
penderita hipertensi, tetapi apabila asupan kalium malah berlebihan
boleh membahayakan si penderita.
|
5. Minuman Bersoda
Orang tua saya pernah bilang katanya
kalau ingin atau setelah minum obat tidak boleh minum minuman bersoda,
misalnya pepsi, coca cola, dll . karena berbahaya dan bisa menyebabkan
keracunan, kematian, dll.
Soda memang bukan minuman yang baik untuk kesehatan karena bisa
menyebabkan kegemukan, osteoporosis bahkan mengurangi jumlah sperma.
Tapi benarkah minum obat dengan soda dapat menyebabkan kematian
mendadak?
"saya kira harusnya minum obat pakai soda bukan penyebab kematian
mendadak. Harus dicari dulu cod (cause of death), dipelajari orang
tersebut pernah sakit apa," jelas dr. Tunggul d situmorang, sppd,kgh,
ahli ginjal dan direktur rs pgi cikini saat dihubungi detikhealth, kamis
(14/7/2011).
Menurut dr. Tunggul, meminum obat dengan menggunakan soda bukanlah suatu
penyebab terjadinya kematian mendadak, karena hal-hal yang bisa memicu
kematian mendadak antara lain:
Serangan jantung
stroke
emboli (pembentukan gelembung udara atau masuknya benda
asing di aliran darah yang menyebabkan aliran darah tersumbat)
gagal napas
"memang ada reaksinya, tapi nggak ada ceritanya
seperti itu (minum obat dengan soda) bikin mati," tegas dr tunggul yang
juga menjabat sebagai direktur mrccc siloam hospital semanggi.
Tapi meski tidak menyebabkan kematian mendadak, minum obat memang tidak
dianjurkan dengan menggunakan soda atau minuman lain seperti susu, kopi,
teh dan jus. Dokter biasanya akan menganjurkan pasien untuk minum obat
dengan air putih karena air putih bebas dari kandungan bahan kimia
sehingga tidak menimbulkan kontraksi.
Obat atau antibiotik yang dikonsumsi secara oral bisa menjadi efektif
bagi seseorang jika dikonsumsi dan diserap dengan baik oleh tubuh. Obat
oral harus diserap dari saluran pencernaan hingga bisa masuk ke dalam
aliran darah lalu dikirim ke daerah yang sakit atau mengalami infeksi
untuk pengobatan.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
menyerap obat dengan baik, termasuk keasaman relatif di perut, ada atau
tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lainnya, serta apakah ada
unsur-unsur tertentu di dalam tubuh seperti kalsium.
Minum obat sebaiknya juga tidak menggunakan susu, karena beberapa obat
seperti keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi
dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau
antibiotik sehingga mencegah penyerapan obat tersebut di dalam tubuh.
Minuman lainnya seperti kopi, teh atau jus umumnya mengandung berbagai
senyawa seperti kafein yang kemungkinan bisa bereaksi dengan obat yang
dikonsumsi sehingga mempengaruhi penyerapannya.
Untuk itu masyarakat selalu disarankan mengonsumsi obat dengan
menggunakan air putih yang diketahui tidak memiliki kandungan apapun,
sehingga tidak mempengaruhi penyerapan obat. Selain itu air putih bisa
membantu melarutkan obat yang dikonsumsi di dalam lambung sehingga
proses penyerapannya menjadi lebih baik dan lebih mudah.
Selain itu, sebaiknya orang juga mengurangi atau sama sekali tidak minum
soda. Tak ada manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari soft drink
atau minuman bersoda. Yang anda dapatkan hanyalah banyak kalori yang
tidak berguna. Minuman bersoda juga membawa dampak buruk bagi kesehatan.
6. Minuman Beralkohol (Wine)
Satu gelas minuman beralkohol semisal
Wine yang dikonsumsi bersamaan dengan meminum obat diklaim dapat
menyebakan hipertensi, jantung berdetak cepat, sakit kepala hingga
serangan stroke. Nah, jika Anda masih sayang dengan nyawa Anda, jangan
pernah sekalipun mencampurkan minuman ini dengan konsumsi obat.
Meski tidak semua jenis minuman berbahaya jika diminum bersamaan dengan
obat, namun minuman yang paling baik dan dianjurkan adalah air mineral.
Lagipula Anda tentu tidak ingin obat yang dibeli mahal itu tidak berguna
bukan?
sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=16586062
By :
blankerz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar