Kategori

Artikel Populer

Total Tayangan Halaman

isi BLOG

Jumat, 09 Maret 2012

Samurai dan Senjatanya

Huh rasanya gw agak terobsesi dengan negara yang satu ini nih
hahaha...


well knp judulnya Samurai dan Katana ?
yah postingan ini dibuat karena masih banyak orang yang ngira pedang yang dibawa samurai itu sebagai samurai... eh gimana bilangnya ya?
Huh yang pasti pedang yang di bawa seorang samurai itu namanya bukan samurai...
haduh susah juga ngejelasinnya...

ah tapi sebenernya bukan satu hal yang besar sih.
cuman aneh aja kalo orang jepang denger kita nyebut pedang itu dengan nama samurai.
kalo di bayangin juga g lucu.

contohnya aja kayak gini.
dalam sebuah berita: seorang perampok bersenjatakan samurai berhasil merampok bank.
kesannya jadi kayak tu perampok udah kaya masih aja ngerampok...
kok kaya? iya dong senjatanya aja orang (jadi kaya bodyguard gitu).
ada lagi yg kayak gini.
salah satu pelajar berulang kali menyabetkan (bhasa apaan menyabetkan?? hahaha) samurai dalam sebuah tawuran antar sekolah.
gimana ceritanya bisa nyabetin orang orang ngangkat karung beras 20 kg aja belom tentu kuat mau nyabetin orang.


ah kan udah biasa nyebutnya gitu! ngapain sih harus dipikirin!
yah kalo kebiasaan salah yang kecil aja g bisa atau g mau di ubah gimana mau ngerubah kebiasaan salah yang lebih besar?!

eh jadi melenceng jauh gini
oke langsung aja
pertama soal samurai
apaan sih samurai itu?

Samurai



Samurai (侍 atau 士) adalah istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.
Istilah yang lebih tepat adalah bushi (武士) (dalam artian harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.
Seorang samurai haruslah seorang yang sopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.

O-Yoroi (Heavy ArmorSamurai)


Undergarments
                                                 |
                                                 |
                                                 |
                                                V
First Level Armour
                                                 |
                                                 |
                                                 |
                                                V
Layer 3 Armour


                                                 |
                                                 |
                                                 |
                                                V
O-Yoroi (heavy armour)
gak kebayang gerahnya jadi seorang samurai
haha...

detilnya kurang lebih kayak gini
Gusoku Armor Illustration by: Juan Calle

yang di bawah ini sedikit beda dengan yang diatas
Names and Parts of the Kabuto

Names and Parts of the Aoyoroi

Names and Parts of the Bdoumaru

Names and Parts of the Charamaki

Names and Parts of the Dtouseigusoku


Etimologi

Perkataan samurai berasal pada sebelum zaman Heian [Zaman Heian (平安時代 heian jidai) (794 - sekitar 1185) adalah salah satu zaman dalam pembagian periode sejarah Jepang yang berlangsung selama 390 tahun, dimulai dari tahun 794 ketika kaisar Kanmu memindahkan ibu kota ke Heian-kyō hingga dibentuknya pemerintah Keshogunan Kamakura sekitar tahun 1185.] di Jepang, di mana bila seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai. Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.
Pada era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang, walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang (kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.
Berikut adalah beberapa istilah lain samurai.
  • Buke (武家) – Ahli bela diri
  • Kabukimono - Perkataan dari kabuku atau condong, ia merujuk kepada gaya samurai berwarna-warni.
  • Mononofu (もののふ) - Istilah silam yang berarti panglima.
  • Musha (武者) - Bentuk ringkasan Bugeisha (武芸者), harafiah. pakar bela diri.
  • Si (士) - Huruf kanji pengganti samurai.
  • Tsuwamono (兵) - Istilah silam bagi tentara yang ditonjolkan oleh Matsuo Basho dalam haiku terkemukanya. Arti harafiahnya adalah orang kuat.


gitu deh pokoknya penjelasan singkat tentang samurai.
oke sekarang tentang senjata para samurai.

Pertama senjata yang sudah melekat dan menjadi Image para samurai "Katana"

Katana (刀) adalah pedang panjang Jepang (daitō, 大刀), walaupun di Jepang sendiri ini merujuk pada semua jenis pedang. Katana adalah kunyomi (sebutan Jepang) dari bentuk kanji 刀; sedangkan onyomi (sebutan Hanzi) karakter kanji tersebut adalah tō. Ia merujuk kepada pedang satu mata, melengkung yang khusus yang secara tradisi digunakan oleh samurai Jepang.

Katana biasanya dipasangkan dengan wakizashi atau shōtō, bentuknya mirip tapi dibuat lebih pendek, keduanya dipakai aleh anggota kelas ksatria. Kedua senjata dipakai bersama-sama disebut daishō, dan mewakili kekuatan sosial dan kehormatan pribadi samurai. Pedang panjang dipakai untuk pertempuran terbuka, sementara yang lebih pendek dipakai sebagai senjata sampingan (side arm), lebih cocok untuk menikam, pertempuran jarak dekat, dan seppuku (suatu bentuk ritual bunuh diri).
Katana terutama digunakan untuk memotong,dan diutamakan dipakai dengan dua pegangan tangan. Berbeda dengan kebanyakan pedang dari negara manapun, Katana memiliki cara peletakan yang berbeda pada pinggul pemakainya, tidak seperti pedang lain yang menyandang pedang dengan mata pedang mengarah ke bawah, katana justru sebaliknya, mata pedangnya mengarah ke atas, ini dimaksud untuk mempermudah seorang samurai dalam melakukan aktivitasnya, termasuk sumpah darah, cukup dengan menarik sedikit saja gagang pedang dan menggoreskan ibu jari pada mata pedang. Sementara seni praktis penggunaan pedang untuk tujuannya semula telah usang, kenjutsu danlaijutsu beralih menjadi seni beladiri modern.
Pedang Jepang yang asli sekarang ini adalah barang yang langka, walaupun yang benar-benar antik dapat diperoleh dengan harga yang sangat mahal. Katana dan wakizashi modern hanya dibuat oleh sedikit praktisi berlisensi yang masih membuat kerajinan senjata ini sekarang, meskipun katana "Type 98" juga langka.

Pembuatan Katana
2Pembuatan sebilah katana memerlukan proses yang sangat teliti dengan tingkat keakurasian yang sangat tinggi. Mulai dari pemilihan jenis bahannya hingga proses pembuatan yang dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sudah ditentukan. Bahan Katana yang terbaik adalah jenis Tamahagane yang dipilih dari biji besi dengan proses yang sangat teliti. Satu bilah katana dengan kualitas tinggi dikerjakan dalam kurun waktu tidak kurang dari 3 bulan, bahkan terkadang memakan waktu 6 bulan.
Terdapat banyak metode pembuatan Katana dengan tangan. Beberapa menggunakan proses pemanasan dan pelipatan baja yang berulang-ulang dan menyita tenaga. Setelah selesai, bilah pedang tersebut harus dipoles dengan hati-hati sebelum sang pengrajin pedang dapat membubuhkan penanda pada hasil karya seni mereka. Katana merupakan bukti nyata dari keterampilan tangan tingkat tinggi, dan para pengrajin yang membuatnya pastilah memiliki nilai-nilai kebajikan yang unik.
Seperti halnya dengan karya seni lain, para pengrajin pedang samurai ini mengerahkan segenap jiwa mereka dalam proses pembuatannya, yang diiringi dengan kesabaran, kemauan dan intelegensia untuk mencapai hasil terbaik. Banyak seniman terlibat dalam kerja keras menyempurnakan detail ornament pada hulu pedang, gagang, juga pada sarung pedangnya. Hasilnya, Katana yang layak disandang oleh para prajurit dan ksatria pada masa itu.
Secara ringkas, proses pembuatan Katana dijelaskan sebagai berikut :

Peleburan Baja (Smelting steel)
3Pedang katana tradisional dibuat hanya dari baja murni, yang dinamakan oleh orang Jepang tamahagane (baja bernilai tinggi). Selama 3 hari 3 malam, dengan teknik tradisional, para pandai besi memindahkan sekitar 25 ton pasir sungai yang mengandung biji besi dan memasukkan arang ke dalam tatara, tungku peleburan persegi dari tanah liat yang khusus dibuat untuk menghasilkan tamahagane. Kandungan karbon pada arang pembakaran menjadi bahan kunci pembuatan baja. Suhu tatara bisa mencapai diatas 2500 F, dan panasnya mengubah bijih besi menjadi baja dan menghasilkan tamahagane kurang lebih seberat 2 ton. Harga tamahagane berkualitas tinggi bisa 50 kali lebih mahal dibandingkan dengan baja biasa yang dibuat dengan teknik modern.

Pelarutan Karbon (Dissolving carbon)
4Selama dipanaskan pada suhu tinggi, tamahagane tidak boleh mencapai bentuk cair, agar jumlah karbon yang bereaksi dengan baja kadarnya tepat dan persentase karbon pada tamahagane akan bervariasi (antara 0.5 sampai 1.5 %). Ahli pembuat katana menggunakan 2 jenis tamahagane, yang pertama karbonnya tinggi, sangat keras, dan memungkinkan dibuat mata pedang setajam silet; sementara yang kedua, karbonnya rendah, sangat kuat, baik untuk meredam guncangan. Pedang yang hanya menggunakan salah satu jenisnya saja, maka pedang akan mudah tumpul atau mudah patah. Pada malam ketiga proses pembakaran di tungku, para ahli tatara memecahkan tungku tanah liat tersebut untuk mengeluarkan tamahagane, dan dengan mudah mereka melihat kadar karbon baja itu dari pecahan-pecahan baja yang baru jadi.

Menghilangkan Ketidakmurnian (Removing impurities)
5Potongan-potongan tamahagane terbaik selanjutnya dikirim ke ahli pembuat pedang, yang akan memanaskan, menempa, dan melipat baja berkali-kali untuk mencampurkan besi dan karbon dan juga menghilangkan kotoran yang berupa ampas biji besi. Tahap ini selain sangat penting juga memakan waktu lama, karena jika ada unsur selain besi dan karbon yang tersisa didalamnya, akibatnya pedang menjadi tidak kuat. Saat ahli pembuat pedang selesai menghilangkan semua ampas, ia bisa menilai konsentrasi karbon di dalam tamahagane melalui kekuatan tamahagane itu saat ditempa berulang-ulang. Seorang ahli mengibaratkan penghilangan ampas dari baja ini seperti memeras air dari spons yang sangat keras.

Penempaan Pedang (Forging the sword)
6Setelah ahli pembuat pedang menghilangkan semua ampas dengan menempa tamahagane berkali-kali, ia memanaskan baja yang keras dan berkarbon tinggi lalu membentuknya menjadi potongan panjang dengan celah panjang di tengahnya. Lalu ia menempa baja lainnya yang kuat dan berkarbon rendah yang ia bentuk agar agar bisa pas dimasukkan ke dalam celah baja satunya, dan ia tempa kedua baja yg sudah disatukan tadi. Dua jenis tamahagane kini ada di tempatnya: baja keras menjadi bagian luar dan mata pedang mematikan, sementara baja kuat menjadi bagian inti di dalam katana. Keseimbangan karakteristik yang sempurna ini membuat katana menjadi senjata samurai paling tahan lama dan berharga.

Melapisi Katana (Coating the katana)
7Meskipun bilah utama katana telah selesai, namun pekerjaan ahli pembuat pedang masih jauh dari selesai. Ia masih perlu melapisi bilah pedang bagian atas dan bagian yang tumpul dengan lapisan tebal dari campuran tanah lempung dan bubuk arang, sementara mata pedang yang tajam hanya dilapisi tipis saja, untuk selanjutnya pedang dipanaskan untuk terakhir kali. Ini untuk melindungi bilah pedang, sekaligus menandai pedang dengan desain bergelombang yang dinamai hamon, yang akan muncul lebih jelas saat proses penggosokan.
Selanjutnya ahli pembuat pedang memanaskan katana kembali dengan suhu dibawah 1500 F, jika lebih dari itu maka pedang bisa retak di proses selanjutnya.

Membentuk (melengkungkan) Katana (Curving the blade)
82Selanjutnya, sang ahli pembuat pedang mengeluarkan bilah pedang dari api lalu memasukkannya dengan cepat ke dalam bak air untuk mendinginkannya dengan segera. Proses ini disebut “pendinginan cepat.” Karena bagian dalam dan belakang pedang mengandung karbon yang sangat sedikit, maka akan lebih terkontraksi saat pemkanasan dibandingkan dengan bagian depan yang tajam yang mengandung karbon lebih tinggi. Perbedaan kecepatan dan tingkat kontraksi antara dua jenis tamahagane ini, menyebabkan pedang melengkung dan  menciptakan bentuk lengkung yang khas. Tahap ini memang sulit, karena satu dari tiga pedang akan gagal.

Menambahkan Sentuhan Akhir (Polishing the blade)
9Pada tahap akhir, para pekerja logam menambahkan penanda besi atau jenis logam lain pada pegangan pedang. Lalu, tukang kayu membungkus senjata itu dengan sarung pedang kayu yang dipernis dan dihias dengan beragam ornamen oleh para seniman. Dibuat dari emas atau kulit eksotis dan bebatuan, pegangan katana adalah karya seni seperti bilah pedangnya itu sendiri. Akhirnya katana dikembalikan ke ahli pembuat pedang yang akan mengecek pedang itu untuk terakhir kali. Membutuhkan waktu hampir 6 bulan dan tenaga 15 orang untuk membuat satu buah pedang katana. Walau diciptakan untuk prajurit samurai, pedang ini akan laku diantara kolektor benda seni dengan harga ratusan ribu dolar.




Samurai menggunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana adalah senjata yang identik dengan keberadaan mereka, Dalam Bushido diajarkan bahwa katana adalah roh dari samurai dan kadang-kadang digambarkan bahwa seorang samurai sangat tergantung pada katana dalam pertempuran.

Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam memberi kehormatan dan bagian dalam kehidupan. Sebutan untuk katana tidak dikenal sampai massa Kamakura (1185–1333), sebelum masa itu pedang Jepang lebih dikenal sebagai tachi dan uchigatana, Dan katana sendiri bukan menjadi senjata utama sampai massa Edo.



Apabila seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang dikenali sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang menjalani genpuku mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa untuk menjadi samurai secara resmi. 

Ini dapat diartikan dia diberi hak untuk mengenal katana walaupun biasanya diikat dengan benang untuk menghindari katana terhunus dengan tidak sengaja. Pasangan katana dan wakizashi dikenali sebagai Daisho, yang berarti besar dan kecil.

Senjata samurai yang lain adalah yumi atau busur komposit dan dipakai selama beberapa abad sampai masa masuknya senapan pada abad ke-16. Busur komposit model Jepang adalah senjata yang bagus. 
Bentuknya memungkinkan untuk digunakan berbagai jenis anak panah, seperti panah berapi dan panah isyarat yang dapat menjangkau sasaran pada jarak lebih dari 100 meter, bahkan bisa lebih dari 200 meter bila ketepatan tidak lagi diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan dengan cara berdiri di belakang Tedate (手盾) yaitu perisai kayu yang besar, tetapi bisa juga digunakan dengan menunggang kuda. Latihan memanah di belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame (流鏑馬). 

Dalam pertempuran melawan penjajah Mongol, busur komposit menjadi senjata penentu kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu memakai busur komposit dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda.

berikut ini beberapa senjata yang terkenal dan sering digunakan dalam manga anime film dan movie

Katana
Parts of a Japanese katana

Katana (刀) adalah pedang panjang jepang (daitō, 大刀), walaupun di jepang sendiri ini merujuk pada semua jenis pedang. Katana adalah kunyomi (sebutan jepang) dari bentuk kanji 刀; sedangkan onyomi (sebutan hanzi) karakter kanji tersebut adalah tō. Ia merujuk kepada pedang satu mata, melengkung yang khusus yang secara tradisi digunakan oleh samurai jepang.

Katana biasanya dipasangkan dengan wakizashi atau shōtō, bentuknya mirip tapi dibuat lebih pendek, keduanya dipakai oleh anggota kelas satria.


Wakizashi
Hanwei Practical Plus Wakizashi


Wakizashi (bahasa jepang: 脇差) adalah pedang jepang tradisional dengan panjang mata bilah antara 30 dan 60 sentimeter (antara 12 hingga 24 inci), serupa tetapi lebih pendek bila dibandingkan dengan katana yang sering dikenakan bersama-sama. Apabila dikenakan bersama, pasangan pedang ini dikenali sebagai daisho, yang apabila diterjemahkan secara harafiah sebagai "besar dan kecil"; "dai" atau besar untuk katana, dan "sho" untuk wakizashi.
Wakizashi digunakan sebagai senjata samurai apabila tidak ada katana. Apabila memasuki bangunan suci atau bangunan istana, samurai akan meninggalkan katananya pada para pengawal pada pintu masuk. Namun, wakizashi selalu tetap dibawa pada setiap waktu, dan dengan itu, ia menjadi senjata bagi samurai, serupa seperti penggunaan pistol bagi tentara.


Tachi
Tachi (太刀?) adalah sejenis pedang Jepang yang lebih melengkung dan sedikit lebih panjang daripada katana. Gilbertson, Oscar Ratti, dan Adele Westbrook mengatakan bahwa pedang disebut tachi jika digantung pada obi dengan sisi tajam mengarah ke bawah, dan pedang yang sama disebut katana jika dibawa dengan sisi tajam mengarah ke atas dan diselipkan pada korset. Pedang model tachi akhirnya tak dipakai lagi dan digantikan oleh katana. Sementara itu, pedang model daitō (pedang panjang yang lebih dulu ada daripada katana), panjang rata-rata mata pedangnya sekitar 78 cm (lebih panjang dari katana yang panjang rata-ratanya sekitar 70 cm). Berlawanan dengan cara tradisional membawa katana, tachi dikenakan dengan sisi tajam mengarah ke bawah dan biasanya dibawa pasukan kavaleri. Variasi dari panjang rata-rata tachi dibedakan dengan awalan ko- untuk tachi berukuran pendek dan ō- untuk tachi berukuran lebih panjang. Sebagai contoh, tachi model shōtō yang panjangnya hampir sama dengan wakizashi disebut kodachi. Pedang tachi terpanjang yang disebut ōdachi dari abad ke-15 berukuran panjang lebih dari 3,7 meter (panjang mata pedangnya 2,2 m) namun tachi model ini diperkirakan hanya digunakan pada upacara-upacara. Pada tahun 1600-an, banyak tachi kuno diperpendek menjadi katana. Hampir seluruh pedang tachi yang sekarang ada termasuk jenis o-suriage. Jadi, jarang sekali terdapat pedang tachi ubu yang asli dan bertanda tangan

Tachi digunakan terutama ketika menunggang kuda, di mana Tachi dapat diambil secara efisien untuk menyerang musuh yang berjalan kaki. Di tanah Tachi masih merupakan senjata yang efektif, tetapi agak aneh untuk digunakan. Inilah sebabnya senjata pendampingnya, uchigatana (pendahulu dari katana) telah dikembangkan.



Naginata


Naginata (なぎなた, 薙刀) adalah senjata kelas tombak yang secara tradisional digunakan di jepang oleh para anggota samurai. Sebuah naginata terdiri dari pegangan tongkat kayu dan golok melengkung pada ujungnya, senjata ini sama dengan yang dipegang oleh guan yu dalam sejarah china.


Ilmu beladiri yang menggunakan naginata disebut naginata-jutsu.



Kama


Kama (鎌 or かま) adalah senjata tradisional yang berasal dari okinawa, kama pada awalnya digunakan untuk pertanian.

Senjata kama biasa digunakan sepasang, senjata ini merupakan salah 1 senjata utama ninja, tetapi pada ujungnya dipasang gada/rantai, disebut kusari-gama.



Kusari gama


Kusari-gama adalah kama ( lihat diatas ), tetapi memiliki rantai yang diikatkan dengan senjata tajam ( gada, pedang kecil, dll )



Sai

Sai (釵) adalah senjata tradisional yang berasal dari okinawa, juga digunakan di india, china, indonesia dan malaysia. Sai adalah senjata yang berbentuk seperti trisula.


Sai pada awalnya adalah alat pertanian.




Shuriken
   
Shuriken (手裏剣;"hand hidden blade") adalah senjata tradisional jepang yang pada umumnya digunakan untuk dilempar ke lawan, dan kadang digunakan untuk menusuk dan memotong arteri lawan. Shuriken dibuat dari jarum, pisau, dan bahan logam lain. Shuriken adalah senjata yang paling sering digunakan setelah katana dan naginata.


Ilmu beladiri yang menggunakan shuriken disebut shuriken-jutsu, shuriken-jutsu pada dulunya diajarkan di perguruan ninja.


Shuriken dikenal dengan sebutan "bintang ninja"



Kunai



Kunai adalah senjata lempar tradisional jepang, muncul pada era kaisar tensho. Kunai pada umumnnya dibuat dari besi, bukan baja/metal lain, dibuat dengan murah dan tidak di-polish. Kunai biasanya berukuran 20-60cm, dan rata-rata 40 cm.


Kunai pada dulunya adalah alat untuk berkebun dan alat bagi para pekerja batu.


Kunai dipercaya sebenarnya bukan senjata yang didesain untuk dilempar, tetapi dapat dilempar dan menghasilkan daya hancur yang lumayan.


yah begitulah penjelasanya.
semoga bermanfaat untuk para pembaca...

sumber : mbah google

By : blankerz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar